This is me!

Hello all, welcome to my personal blog. Enjoy my blog and don't forget to give my articles responses both negative and positive.

My Business!

It's all about my business, first time i learn and i do the business, profit and loss've ever tasted in business. This is some story about my business! Check this out!

Future Car

This is my future car! hehe, insha Alloh

Laman

Rabu, 17 Mei 2017

Unforgettable Moment -Tugas Bahasa Inggris Bisnis 2# (Past Tense)-



Scout! that was amazing experience for me.
in 2006, when i was in Junior High School, i was joining scout in there.
so many activites i have done, like fire camping, hiking, etc.
all activities i did with pleasure and exciting.
in 2007, second year of my scouting program, i representated my school to competate a regional scout championship. after i representated my school, i have to fight with other candidate from another school to representated in district Plandaan. i won that and i representated my district to competate in higher level, city area.
2 months have passed, finally i representated my city Jombang to competate in privince East Java.
in Selorejo, Malang, i have to cooperate with another scout from same city, we was there with 10 person as a team.
we have to fight with more than 30 cities to competate in various activities.
finally after 3 days we fight, we won the competition and went home with pride and pleasure.

Selasa, 11 April 2017

My Daily Activities


Hello, my name is Hafidz Qodli Abdillah, but you can call me Hafidz. I born in Jombang, 25 years ago.
My favorite activity is playing game, i love dota2 game so much. I can spent whole day in front of computer just for play dota.
I wake up on 4.30am every morning and pray Subuh, after that i can go back sleep again sometimes. I get breakfast on 8am and take a bath after that. At 1pm i pray Dzuhur and Ashar at 4pm, then Maghrib at 6.30pm, and the last is Isya at 8pm. I do 5 times a day to pray, and it is my responsibility as a human and a creature of Allah, my lord.
I were working on PGN group since 8 months ago. I usually go to my office at 9am and back to home at 5pm. Sometimes when i should go to campus, i will come to office late. Beside work, i were studying in Gunadarma University, bachelor degree of Management, i am already at my last semester in there.
I live in Jakarta, the most busiest city in Indonesia. I go everywhere by motorcycle. It is effective to avoid traffic jam in this city.

Minggu, 12 Maret 2017

SENTENCE STRUCTURE


Sentence

A sentence is a group of words that are put together to mean something. A sentence is the basic unit of language which expresses a complete thought. It does this by following the grammatical rules.

Subject + Verb + Complement + Modifier

Sentence Pattern

 1. Subject
The subject of a sentence is the person, place, thing, or idea that is doing or being something.

Example: 
Rully drinks water.
They are coming here.

2. Verb
A verb can be considered as one of the most important parts of a sentence. The verb is a part of speech which is used to demonstrate an action or a state of being.
Example:

Nana sings a good song.
I dont give up

3. Complement
Complement is a word or group of words that completes a grammatical construction in the predicate and that describes or is identified with the subject or object.
Example:

I drink a glass of bitter coffe.
Rini came here too early.
That girl is very beauty.

4. Modifier
Modifier is a word, phrase or clause that functions as an adjective or adverb which explains another word or group of words. Modifier serves to explain the time (Modifier of Time), explain the place (Modifier of Place), or explain how to carry out activities (Modifier of Manner).
Example:

Yuni cannot sleep properly in that room.

I will visit my Father tonight.


Sentence Stucture

There are four main sentence structures in the English language.
1. Simple Sentences-one independent clause; contains a subject and a verb.
2. Compound Sentences-two independent clauses joined with a conjunction; both of these clauses express a complete thought.

3. Complex Sentences-one independent clause and one or more dependent clauses (in the examples below, any dependent clauses are underlined).
4. Compound-Complex Sentences-a compound sentence (see above) that also contains a dependent clause (in the examples below, any dependent clauses are underlined).

Examples of simple sentences:
I eat rice everyday.

They are watching the movie.
 

Examples of compound sentences:
Doni drives bike, but Nico drives motorcycle.
We went to the hospital, and then we went to the house.

Examples of complex sentences:
When we arrived at home, we will repair your computer.
You should drink lot of water before you go to the hospital.

Examples of compound-complex sentences:
After we arrived at home, I went to school, and my brother went to field.
I need a new shoes, so my dad said that he would buy one.



Exercise (Page 44)

1. George is cooking dinner tonight.
     subject    verb    object /complementer      modifier of time


2. Henry and Marcia have visited the president.
           subject                  verb      object/complementer


3. We  can eat  lunch in this restaurant today.
subject   verb   object/complementer     modifier of place   modifier of time


4. Pat  should have bought  gasoline  yesterday.
subject        verb         object/complementer        modifier of time

5. Trees grow.
   subject   verb


6. It  was raining at seven o’clock this morning.
subject    verb           modifier of time


7. She  opened  a checking account  at the bank  last week.
subject     verb   object/complementer  modifier of place   modifier of time


8. Harry  is washing  dishes  right now.
subject verb object/complementer modifier of time


9. She  opened  her book.
subject verb object/complementer


10. Paul, William, and Mary  were watching  television  a few minutes ago.

                   subject                          verb   object/complementer   modifier of time 


Sources : www.wikipedia.com

Selasa, 07 Februari 2017

13 Motivation Picture Yang Akan Mengubah Kita Menjadi Manusia Yang Lebih Baik


Tidak dapat dipungkiri kita akan mengalami situasi yang tidak menyenangkan dalam menghadapi hari-hari kita. Akan ada saat dimana kita ingin menyerah, berputus asa, kesal dengan orang lain, atau bahkan merasa Tuhan tidak adil atas apa yang telah diberikan-Nya kepada kita.

Apakah salah merasa seperti itu? Tentu terkadang kita akan mengalami rasa jatuh seperti itu karena siklus kehidupan yang terkadang berulang. Tidak ada salahnya pula merasa seperti itu karena yang terpenting adalah bagaimana kita bisa bangkit kembali. Ilustrasi di bawah ini akan memberikan semangat lebih kepada diri kita.

1. Berpikir positif.

Selalu ada sisi positif dalam hal yang kita temukan sehari-hari. Jangan biarkan pikiran negatif kita menguasai diri kita ya.

2. Tidak terlalu peduli atas tanggapan negatif orang lain.


Orang lain akan berada di posisi yang berbeda dengan kita yang merasakan langsung kondisi tersebut. Dengarkan kritikan mereka yang membangun, tinggalkan yang sekiranya tidak membantu atau justru menjerumuskan diri kita.



3. Pertolongan orang lain.
Kadangkala orang yang mengulurkan tangannya ke kita belum tentu benar - benar ingin membantu kita. Tetap waspada dan selalu bergantung kepada Tuhan merupakan hal yang harus kita tetap pegang teguh.

4. Mencari hal positif.


Akan selalu ada sisi dimana kita sebagai manusia memiliki sisi negatif. Namun, masih banyak pula cara untuk memaksimalkan sisi postif yang kita miliki, bukan?

5. Sikap malas.


Ketiadaan kesibukan akan membuat kita terlena kepada sikap malas. Hingga kita tidak menyadari sikap tersebut mengakar ke diri kita sendiri. Jadilah pemimpi yang selalu bekerja dan berusaha keras untuk mencapainya.

6. Berpikir kreatif.


Terlalu banyak orang yang melakukan hal sama dengan orang lainnya tanpa mau berinovasi atau berpikir kreatif. Berpikirlah secara luas, seluas cakrawala agar kita mampu keluar dari zona nyaman dan menemukan titik terang yang baru.

7. Bekerja sama.


Rekan atau sahabat merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan kita. Terkadang kita sangat membutuhkan bantuan mereka dalam melewati sebuah kesulitan, kan?

8. Kerja keras.


Kita tidak akan pernah tahu bahwa apa yang kita kerjakan dengan sangat keras merupakan penghasilan terbesar yang akan pernah kita dapatkan. Pepatah mengatakan bahwa "usaha tidak akan pernah menghianati hasil" kan?

9. Jangan menyerah.


Kita juga tidak akan pernah tahu seberapa dekat kita dengan mimpi yang akan kita capai. Pantang menyerah merupakan suatu sikap mutlak dalam berusaha menggapai sesuatu.

10. Tidak egois.


Setiap orang memiliki tujuannya masing-masing. Jangan sampai sikap egois dan tidak saling menghormati malah membuat segalanya menjadi sia-sia.


11. Memilih jalan terbaik.


Dalam menghadapi hidup kita bisa memilih ingin melalui yang ringan atau sedikit berat. Mana yang terbaik? Kamu yang memilih.

12. Gunakan kapabilitas diri secara maksimal.


Tidak peduli berapa banyak sumber daya di sekeliling kita yang kita miliki, semuanya akan sia-sia bila kita tidak mampu berpikir bagaimana menggunakannya. Be smart, yuk!

13. Bersyukur.


Selalu bedakan mana yang memotivasi atau yang justru membuat kita merasa jatuh. Fokuskan apa yang kita miliki karena kita tidak pernah tahu bahwa banyak orang lain yang justru memiliki lebih sedikit dari kita namun mereka melihat hal tersebut secara positif sehingga mereka tetap bahagia.

Itulah beberapa ilustrasi yang memotivasi kita. Semoga kita tetap semangat dalam menghadapi hari, ya!

Source : https://life.idntimes.com

Rabu, 18 Januari 2017

REVIEW JURNAL EKONOMI




Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh PemahamanGood Governance, Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor





Latar Belakang


Kurangnya independensi auditor dan maraknya manipulasi akuntansi korporat membuat kepercayaan para pemakai laporan keuangan auditan mulai menurun, sehingga para pemakai laporan keuangan seperti investor dan kreditur mempertanyakan eksistensi akuntan publik sebagai pihak independen. Peran profesi auditor dalam hal ini harus lebih diberdayakan baik secara internal (KAP) maupun eksternal (stakeholder) agar mempunyai kontribusi yang lebih besar dalam mewujudkan good governance tersebut. Pemberdayaan auditor antara lain: pemahaman good governance yang lebih baik, tanggungjawab yang lebih besar dan kebebasan mengkreasi pekerjaan dalam membantu stakeholder namun tidak menyalahi etika profesi yang ada. Pengetahuan akan hukum bisnis agar mampu mengidentifikasi perilaku bisnis yang lebih kompleks. Keahlian dalam menganalisis kondisi mendatang (future) yang lebih baik sehingga opini yang dihasilkan akan sangat aktual dan terpercaya.


Penelitian ini menggunakan independensi auditor dan komitmen organisasi sebagai variabel intervening, karena auditor yang menegakkan independensinya dan komitmen terhadap organisasinya, tidak akan terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Dengan demikian seorang auditor yang memahami good governance, ditunjang gaya kepemimpinan yang ideal serta budaya organisasi yang didukung dengan independensi serta mempunyai komitmen (loyalitas) yang tinggi terhadap organisasinya maka kinerja auditor tersebut diharapkan menjadi lebih baik.





TUJUAN PENELITIAN


Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :


  1. Untuk mengetahui pengaruh pemahaman good governance secara langsung maupun tidak langsung melalui independensi auditor terhadap kinerja auditor.
  2. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan secara langsung maupun tidak langsung melalui komitmen organisasi terhadap kinerja auditor.
  3. Untuk mengetahahui pengaruh budaya organisasi secara langsung maupun tidak langsung melalui komitmen organisasi  terhadap kinerja auditor.





METODE PENELITIAN


Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif dengan data primer.


Variabel yang terdapat dalam penelitian ada 2 yaitu :


  1. Variabel bebas (X) :


  1. Pemahaman good governance
  2. Gaya kepemimpinan
  3. Budaya organisasi
  4. Independensi auditor
  5. Komitmen organisasi


  1. Variabel Terikat (Y) :
    Kinerja auditor


Uji yang digunakan dalam metode penelitian :


  1. Uji validitas
  2. Uji realibilitas
  3. Uji normalitas
  4. Analisis faktor
  5. Uji model SEM (Structural Equation Model)





  1. Data


Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dengan kuesioner. Analisis data menggunakan SEM (Structural Equation Model) dengan program AMOS 6.





  1. Sumber


Sumber yang didapatkan melalui pengisian kuesioner pada KAP (kantor akuntan publik) Provinsi Jawa Timur. Populasinya adalah auditor yang bekerja di KAP (kantor akuntan publik), yang tersebar di seluruh Indonesia (sekitar lebih dari 1.058 auditor). Sampel yang diambil adalah 510 auditor.





HASIL


Hasil penelitian menunjukkan :


  1. Pengaruh Langsung Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor
    Hasil penelitian ini dibuktikan dengan adanya nilai t hitung (critical ratio) lebih kecil dari nilai t tabel (0.238 < 1.96) dan nilai probability atau nilai p lebih besar dari 0.05 (0.811 > 0.05). Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh positif antara pemahaman good governance terhadap kinerja auditor yang ditandai dengan koefisien jalur yang positif yang dapat dilihat dari nilai standardized regression weight 0.019. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemahaman good governance berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor tidak terbukti atau tidak didukung dengan fakta.

  2. Pengaruh Langsung Pemahaman Good Governance Terhadap Independensi Auditor
    Pemahaman good governance mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap independensi auditor. Hasil ini dibuktikan dengan adanya nilai t hitung (critical ratio) lebih besar dari nilai t tabel (2.021 > 1.96) dan nilai probability atau nilai p lebih kecil dari 0.05 (0.043 < 0.05). Penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh positif antara pemahaman good governance terhadap independensi auditor yang ditandai dengan koefisien jalur positif yang dapat dilihat dari nilai standardized regression weight 0.226. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemahaman good governance berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor terbukti atau didukung fakta.

  3. Pengaruh Langsung Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor
    Hasil ini dibuktikan dengan adanya nilai t hitung (critical ratio) lebih besar dari nilai t tabel (3.040 > 1.96) dan nilai probability atau nilai p lebih kecil dari 0.05 (0.002 > 0.05). Penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh positif antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor yang ditandai dengan koefisien jalur positif yang dapat dilihat dari nilai standardized regression weight sebesar 0.276. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor terbukti atau didukung dengan fakta.

  4. Pengaruh Langsung Gaya Kepemimpinan Terhadap Komitmen Organisasi
    Hasil ini dibuktikan dengan adanya nilai t hitung (critical ratio) lebih besar dari nilai t tabel (2.138 > 1.96) dan nilai probability atau nilai p lebih kecil dari 0.05 (0.033 < 0.05). Penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh positif antara gaya kepemimpinan terhadap komitmen organisasi, dapat dilihat dari nilai standardized regression weight0.259. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi terbukti atau didukung dengan fakta.

  5. Pengaruh Langsung Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor
    Hasil ini dibuktikan dengan adanya nilai t hitung (critical ratio) lebih kecil dari nilai t tabel (0.501 < 1.96) dan nilai probability atau nilai p lebih besar dari 0.05 (0.616 > 0.05). Penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh positif antara budaya organisasi terhadap kinerja auditor, dapat dilihat dari nilai standardized regression weight 0.041. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor tidak terbukti atau tidak didukung dengan fakta.

  6. Pengaruh Langsung Budaya Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi
    Hasil ini dibuktikan dengan adanya nilai t hitung (critical ratio) lebih besar dari nilai t tabel (2.004 > 1.96) dan nilai probability atau nilai p lebih kecil dari 0.05 (0.045 < 0.05). Penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh positif antara budaya organisasi terhadap komitmen organisasi, dapat dilihat dari nilai standardized regression weight0.228. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi terbukti atau didukung dengan fakta.

  7. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Kinerja Auditor
    Hasil ini dibuktikan dengan adanya nilai t hitung (critical ratio) lebih besar dari nilai t tabel (3.111 > 1.96) dan nilai probability atau nilai p lebih kecil dari 0.05 (0.002 < 0.05). Penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh positif antara independensi auditor terhadap kinerja auditor, dapat dilihat dari nilai standardized regression weight 0.393. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor terbukti atau didukung dengan fakta.

  8. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor


Hasil ini dibuktikan dengan adanya nilai t hitung (critical ratio) lebih besar dari nilai t tabel (2.113 > 1.96) dan nilai probability atau nilai p lebih kecil dari 0.05 (0.035 < 0.05). Penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh positif antara komitmen organisasi terhadap kinerja auditor, dapat dilihat dari nilai standardized regression weight 0.268. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor terbukti atau didukung dengan fakta.





  1. Pengaruh Tidak Langsung Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor Melalui Independensi Auditor
    Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengaruh tidak langsung pemahaman good governance terhadap kinerja auditor melalui independensi auditor sebesar 0.089 dengan tingkat signifikansi 0.05. Hasil analisis pengaruh pemahaman good governance terhadap independensi auditor menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu nilai C.R atau t hitung lebih besar dari t tabel (2.021 > 1.96) dengan nilai probability sebesar 0.043. Pengaruh independensi auditor terhadap kinerja auditor menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu nilai C.R atau t hitung lebih besar dari t tabel (3.111 > 1.96) dengan nilai probability sebesar 0.002. Di samping itu pengaruh langsung pemahaman good governance terhadap kinerja auditor menunjukkan hasil yang tidak signifikan, yaitu nilai C.R atau t hitung lebih kecil dari t tabel (0.238 < 1.96) dengan nilai probability sebesar 0.811. Menyatakan bahwa pengaruh tidak langsung pemahaman good governance terhadap kinerja auditor melalui independensi auditor terbukti atau didukung dengan fakta.

  2.  Pengaruh Tidak Langsung Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor Melalui Komitmen Organisasi
    Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengaruh tidak langsung gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor melalui komitmen organisasi sebesar 0.069 dengan tingkat signifikansi 0.05. Hasil analisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap komitmen organisasi menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu nilai C.R atau t hitung lebih besar dari t tabel (2.138 > 1.96) dengan nilai probability sebesar 0.033. Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja auditor menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu nilai C.R atau t hitung lebih besar dari t tabel (2.113 > 1.96) dengan nilai probability sebesar 0.035. Di samping itu pengaruh langsung gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu nilai C.R atau t hitung lebih besar dari t tabel (3.040 > 1.96) dengan nilai probabilitysebesar 0.002. Menyatakan bahwa pengaruh tidak langsung gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor melalui komitmen organisasi tidak terbukti atau tidak didukung dengan fakta. Hal ini disebabkan karena nilai koefisien pengaruh langsung lebih kecil dari nilai koefisien pengaruh tidak langsungnya.

  3.  Pengaruh Tidak Langsung Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor Melalui Komitmen Organisasi


Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengaruh tidak langsung budaya organisasi terhadap kinerja auditor melalui komitmen organisasi sebesar 0.061 dengan tingkat signifikansi 0.05. Hasil analisis pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu nilai C.R atau t hitung lebih besar dari t tabel (2.004 > 1.96) dengan nilaiprobability sebesar 0.045. Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja auditor menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu nilai C.R atau t hitung lebih besar dari t tabel (2.113 > 1.96) dengan nilai probability sebesar 0.035. Pengaruh langsung budaya organisasi terhadap kinerja auditor menunjukkan hasil tidak signifikan, yaitu nilai C.R lebih kecil dari t tabel (0.501 < 1.96) dengan nilai probability sebesar 0.616. Menyatakan pengaruh tidak langsung budaya organisasi terhadap kinerja auditor melalui komitmen organisasi tidak terbukti.





KESIMPULAN


Kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan :


  1. Pemahaman good governance tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor. Temuan ini mengindikasikan bahwa auditor yang hanya memahami good governancetetapi dalam pelaksanaan pemeriksaan tidak menegakkan independensinya maka tidak akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Secara implisit pemahaman good governancedapat meningkatkan kinerja auditor jika auditor tersebut selama dalam pelaksanaan pemeriksaan selalu menegakkan independensi auditor. Hal ini terbukti bahwa independensi auditor berfungsi sebagai variabel intervening dalam hubungan antara pemahaman good governance terhadap kinerja auditor.
  2. Gaya kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa gaya kepemimpinan dalam KAP sebagai faktor yang dominan dalam menentukan dan pembentukan karakter perusahaan. Selanjutnya karakter perusahaan akan mempengaruhi output dari kinerja auditor. Secara implisit temuan yang menarik dari hasil penelitian ini adalah bahwa auditor yang komitmen terhadap organisasinya tidak mempengaruhi kinerjanya. Hal ini terbukti bahwa komitmen organisasi tidak berfungsi sebagai variabel interveving dalam hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor. Meskipun auditor mempunyai komitmen yang tinggi terhadap organisasinya, tetapi jika pimpinan dalam organisasi tidak mempunyai pengaruh dominan maka tidak akan mempengaruhi kinerja auditor.
  3. Budaya organisasi tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor. Temuan ini mengindikasikan bahwa budaya organisasi dapat mempengaruhi kinerja auditor jika auditor tersebut mempunyai komitmen terhadap organisasinya. Dengan demikian dapat diindiksikan bahwa komitmen organisasi berfungsi sebagai variabel intervening dalam hubungan antara budaya organisasi terhadap kinerja auditor.


SUMBER : 

http://www.academia.edu/12306950/INDEPENDENSI_AUDITOR_DAN_KOMITMEN_ORGANISASI_SEBAGAI_MEDIASI_PENGARUH_PEMAHAMAN_GOOD_GOVERNANCE_GAYA_KEPEMIMPINAN_DAN_BUDAYA_ORGANISASI_TERHADAP_KINERJA_AUDITOR_SRI_TRISNANINGSIH