Laman

Rabu, 19 Desember 2018

7 Alasan Kenapa Menjadi Ayah Baru itu Mengasyikkan!



Being Dad is Awesome! Itulah yang penulis rasakan setelah menjadi seorang ayah hampir 6 bulan ini.

Bagi seorang laki-laki yang baru saja menyandang predikat sebagai ‘ayah baru’, ada beberapa hal dan kegiatan-kegiatan tertentu yang harus dibiasakan untuk dikerjakan. Meski asing, sebagai seorang ayah baru, tentu saja harus sudah siap dengan segala konsekuensinya. Seiring berjalannya waktu, mereka akan terbiasa dengan kegiatan tersebut dan nantinya bisa berubah menjadi sebuah ‘rutinitas harian’ yang biasa.

Lalu, apa saja kegiatan asing yang akan dihadapi seorang ayah baru ketika pertama kali mengurus bayi bersama sang istri? Para ayah muda, yuk simak pengalaman penulis berikut:

1. Melakukan semua pekerjaan rumah tangga yang bejibun.

Arrgh, karena sang istri harus tetap berada di atas tempat tidur selama masa persalinan, otomatis semua pekerjaan rumah tangga harus di-handle oleh sang suami. Bisa saja mengandalkan pembantu atau kerabat dekat, namun mereka tidak selalu ada selama 24 jam penuh.

Selebihnya, mau tidak mau suami harus mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. Seperti mencuci baju, mencuci piring, menyapu, mengepel, dan sebagainya.

2. Rela begadang demi menggendong bayi.

Sudah pasti, begadang adalah satu konsekuensi saat memiliki bayi. Ketika si bayi menangis tepat pada pertengahan malam, adalah tugas seorang suami untuk menggendongnya meski harus berjuang melawan rasa kantuk.

Kedekatan emosional antara ayah dan bayi bisa terjadi saat keduanya melakukan kontak fisik. Sentuhan-sentuhan lembut bisa membuat si bayi merasa aman dan nyaman berada dalam pelukan ayahnya.

3. Harus memanjakan istri.

Pada masa persalinan, di mana emosi seorang istri belum stabil, adalah tugas seorang suami untuk memanjakannya. Meski memiliki bayi bisa membuat seorang istri merasa bahagia, pada saat-saat tertentu mereka akan merasa stres dengan ‘rutinitas baru’ yang belum ia rasakan sebelumnya.

Buatlah istri merasa nyaman. Komunikasikan setiap hal kecil yang menjadi pemicu stres, atau bisa juga melakukan sentuhan-sentuhan lembut sebagai satu cara untuk memanjakan istri.

4. Sibuk telepon kerabat saat panik mengurus bayi.

Ada saat-saat tertentu di mana seorang bayi akan mengalami demam secara tiba-tiba. Karena panik, biasanya seorang suami sibuk menelepon kerabat dekat untuk meminta bantuan meskipun sudah larut malam. Mereka akan bertanya secara bertubi-tubi mengapa seorang bayi bisa demam, apa hal pertama yang harus dilakukan untuk meredakan demam pada bayi, dan pertanyaan umum lainnya.

5. Bangun tengah malam untuk mengganti popok.

Jangan salah, meskipun mengganti popok merupakan tugas istri, seorang suami pun harus bisa mengerjakan segala kegiatan dalam mengurusi bayi, termasuk mengganti popok. Seorang suami harus rela bangun tengah malam untuk mengganti popok saat si bayi menangis, karena merasa tidak nyaman usai mengompol.

Jangan berpikiran untuk memakaikannya diapers, karena bayi yang baru lahir tidak dianjurkan memakai celana sekali pakai tersebut.

6. Banyak bertanya kepada teman-teman yang sudah memiliki anak.

Tentu saja saat memiliki bayi, seorang suami akan bertanya tentang hal-hal dan kebiasaan teman-temannya yang terlebih dahulu memiliki anak. Pengalaman teman-temannya ketika mengurus bayi bisa menjadi rujukan paling efektif saat seorang suami memiliki anak untuk pertama kalinya.

7. Belajar mengurusi segala keperluan bayi.

Jangan berpikiran bahwa mengurus bayi adalah tugas seorang istri. Ada saat-saat di mana seorang suami harus siaga menggantikan tugas mengurus bayi saat istri sudah kelelahan dan harus beristirahat. Selain mengganti popok dan cara menggendong bayi, ada banyak hal yang harus dipelajari saat mengurus bayi.

Seperti membuat takaran yang pas saat membuat susu formula, teknik mendiamkan bayi saat menangis, cara membedong, dan sebagainya.

0 Responses:

Posting Komentar