Laman

Jumat, 15 Februari 2013

IDENTITAS NASIONAL DAN NASIONALISME PARA PEMAIN NATURALISASI SEPAK BOLA TIM NASIONAL INDONESIA


IDENTITAS NASIONAL






Sepak bola, adalah olahraga terpopuler di seluruh penjuru dunia. Permainan ini digemari dari golongan anak-anak sampai yang tua sekalipun. Bahkan akhir-akhir ini semakin banyak wanita yang menggemari permainan sepak bola.

Banyak sumber yang menyebutkan tentang asal mula sepak bola. Di Asia, China mengklaim bahwa olahraga sepak bola dimulai sejak abad ke-2 sampai ke-3 SM. Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari.

Menurut versi eropa sepak bola mulai dikembangkan di Italia, permainan menendang dan membawa bola digemari mulai abad ke-16. Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan sangat digemari. Di beberapa kompetisi yang diadakan, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan sehingga Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan tahun 1365. Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut. Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola. Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an berbagai kompetisi dimainkan di berbagai negara. (Wikipedia, 2011)

Masa keemasan sepak bola Indonesia sendiri terjadi pada tahun 1938, saat itu bangsa indonesia mengukir sejarah yaitu dengan mengikuti piala dunia 1938. bukan Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, atau negara-negara besar lain di Asia yang pertama ikut Piala Dunia, tetapi Indonesia (yang pada tahun itu masih bernama Hindia Belanda). Pemain-pemain yang membela Hindia Belanda mereka adalah Sutan Anwar, Tan Djien, Frans Meeng, Jack Sanniels, A Nawir, Tan Mo Heng, Henks Sommers, Suvarte Soedermadji, Tjaak Pattiwael, Frans Hu Kom dan Hans Taihuttu. (Idebagusku, 2010)

Gagalnya Indonesia mencapai prestasi di bidang sepak bola membuat rakyat Indonesia yang mayoritas penggila bola kecewa terhadap PSSI (Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia) sebagai pemimpin tertinggi asosiasi sepak bola di Indonesia. Padahal dengan fanatisme yang ditunjukkan oleh rakyat Indonesia beberapa tahun ini, membuat persatuan dan kesatuan semakin terjalin antar suporter. Mereka rela antri berjam-jam demi mendapatkan sebuah tiket pertandingan tim nasional.

Untuk mencapai prestasi dengan cara “instan”, salah satu solusi yang dilakukan oleh PSSI dan Badan Tim Nasional Indonesia (BTN) adalah dengan melakukan naturalisasi pemain, yaitu perekrutan pemain sepak bola asing untuk menjadi pemain tim nasional Indonesia, tentu persyaratannya adalah harus menjadi warga negara Indonesia terlebih dahulu. Berikut ini beberapa pemain naturalisasi yang sudah resmi menjadi WNI: C. Goncalez (Uruguay), Irfan Bachdim (Indonesia-Belanda), Kim Kurniawan (Indonesia-Jerman), Ruben Wuarbanaran (Indonesia-Belanda), Diego Michel (Indonesia-Belanda), van Beukering (Indonesia-Belanda), Stefano Lilipaly (Indonesia-Belanda), Tonnie Cuessel (Indonesia-Belanda), Mark van de Mareel (Indonesia-Belanda), Oliver Rifai (Indonesia-Belanda), James Zaidan Saragih (USA), Greg Nwokolo (Nigeria), Victor Igbonefo (Nigeria). (VIVAnews, 2011)








Dari para pemain naturalisasi tersebut, rata-rata mereka memiliki darah orang Indonesia kecuali yang berasal dari Uruguay dan Nigeria, mereka semua lahir dan dibesarkan di negara asalnya masing-masing sehingga kurang lancar dalam berbahasa Indonesia dan kurang tahu sejarah Indonesia.
Sekarang pertanyaannya, apakah mereka benar-benar mencintai Indonesia? Apakah mereka rela berkorban demi bangsa? Apakah mereka punya semangat nasionalisme? Dan apakah mereka tahu dan memahami identitas nasional negara kita?

Huzaifah dalam blognya berpendapat bahwa identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain sehingga setiap bangsa di dunia ini memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. (zaifbio.wordpress.com, 2010)

Sedangkan menurut Yasni, indentitas nasional atau identitas bangsa merupakan tindakan kelompok yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan yang diberi atribut nasional. (Yasni, 2010: 29)
Dari dua pengertian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa identitas nasional suatu bangsa itu berasal dari kelompok-kelompok yang memiliki kesamaan, baik fisik maupun non fisik dan diwujudkan dalam bentuk organisasi dengan tujuan yang sama.

Sudah sangat jelas pengertian tersebut, bahwa mereka semua memiliki latar belakang dan motivasi yang berbeda untuk tim nasional Indonesia. Selayaknya mereka tahu, bagaimana para pahlawan kita berjuang demi kemerdekaan bangsa ini dan semangat pantang menyerah yang dilakukan oleh para pejuang kita sampai titik darah penghabisan patut untuk ditiru dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan bagi para pemain sepak bola tim nasional Indonesia, anggap saja tim nasional Indonesia dijajah oleh lawan, sehingga bisa menambah semangat nasionalisme dan menambah motivasi dalam bermain sepak bola demi harkat dan martabat bangsa.

Jangan sampai kebijakan naturalisasi pemain ini malah menjadi bomerang bagi persepakbolaan Indonesia sehingga malah menjadikan atmosfir sepak bola di negara kita menurun karena perbedaan kultur antara pemain naturalisasi dan pemain lokal Indonesia. Kita sebagai rakyat Indonesia seharusnya jangan berharap terlalu besar kepada para pemain naturaliasi, karena memang pada hakekatnya identitas nasional kita tidak sama dengan identitas nasional mereka sehingga mempengaruhi semangat dan motivasi mereka dalam bertanding atau bermain sepak bola.

Tapi patut kita acungi jempol untuk para pemain naturalisasi ini karena mereka telah rela meninggalkan negara asalnya demi bergabung dengan tim nasional Indonesia untuk memajukan sepak bola kita, semoga saja itu tujuan mereka. Dan mungkin cara ini memang cara terbaik yang bisa dilakukan oleh PSSI, mengingat kualitas pemain asli Indonesia yang kurang bisa bersaing dengan negara-negara lain.

Singapura adalah salah satu contoh dari negara di dunia yang sering menaturalisasi pemain sepak bolanya, tapi anehnya perkembangan sepak bola di negeri itu semakin lama semakin mundur mungkin salah satu sebabnya adalah semangat patriotisme dan nasionalisme para pemainnya kurang. Saya berharap para pengurus PSSI dan BTN memperhatikan hal itu. Hal tersebut menjadi sangat penting karena identitas nasional suatu bangsa sangat tergantung pada orang (masyarakat) yang berada di dalamnya. Untuk masalah ini lebih spesifik ke identitas nasional dalam persepakbolaan Indonesia.




Referensi:

1.       Wikipedia (2011). Sepak bola. [online]. Available fromhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sepakbola.[ Accessed: 15 ‎Oktober ‎2011, ‏‎20:03 WIB].
2.       Idebagusku (2010). Sejarah Singkat Sepakbola Indonesia. [online]. Available fromhttp://www.idebagusku.com/sejarah-singkat-sepakbola-indonesia. ‎ [Accessed: 15 ‎Oktober ‎2011, ‏‎20:09 WIB].
3.       VIVAnews (2011). Profil Singkat 6 Kandidat Pemain Naturalisasi. [online]. Available fromhttp://bola.vivanews.com/news/read/239775-profil-singkat-6-kandidat-pemain-naturalisasi.  [Accessed  ‎15 ‎Oktober ‎2011, ‏‎21:04 WIB].
4.       Biologi Online (2010). Identitas Nasional dan Hakekat Bangsa. [online]. Available fromhttp://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14/identitas-nasional-dan-hakekat-bangsa. [Accessed: 18 Oktober 2011, 21:41 WIB].
5.       Yasni, S. (2010). Citizenship: Pemahaman dan Penerapan Nilai-nilai Fundamental Bangsa dan Negara Indonesia dalam Upaya Mewujudkan Keterpaduan Ipteks dan Pembangunan secara Bertanggung Jawab. JakartaBSM

0 Responses:

Posting Komentar